BANDUNG, SULUHJABAR.COM,— Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat meninjau langsung keberadaan dan kondisi Bandara International Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka.
Kedatangan rombong Komisi III DPRD Jabar tersebut, selain melihat kondisi terkini juga melakukan rapat kerja pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) tahun anggaran 2026.
Anggota Komisi III Dr.Hj.Ineu Purwadewi Siundari, S.Sos, MM mengatakan, berdasarkan hasil pemantau Komisi III bahwa kondisi BIJB Kertajati sudah cukup banyak fasilitas, sarana-prasarana , rusak dan perlu direnovasi.
“ Kondisi yang sudah cukup memperihatinkan ini, kami lihat langsung dan juga disampaikan oleh Manajemen PT.BIJB Kertjati dalam kerja tersebut. Sehingga, Komisi III mendukung untuk segera dilakukan perbaikan atau renovas”, kata Hj.Ineu Purawadewi Sundari saat dimintai tanggapannya terkait hasil kunker Komisi III ke Bandara Kertajati, digedung DPRD Jabar, Selasa (4/10/2025).
Dikatakan, BIJB Kertajadi merupakan Bandara kebanggaan Jawa Barat yang sudah cukup besar menyedut anggaran dari APBD Jabar, untuk itu, DPRD Jabar khusus Komisi III mendorong agar permasalahan dan tantangan di BIJB harus segera dibenani dan diatasi, sehingga kedepan BIJB Kertajati dapat beroperasional maksimal seperti bandara-bandara lainnya, ujar Ineu yang juga Ketua Fraksi PDIP ini.
Srikandi PDIP Jabar ini juga mengatakan, BIJB KErtajati merupakan aset strategis daerah yang sudah mulai beroperasional sejak tahun Juni 2018 lalu, namun hingga kini belum optimal.
Kita semua tetunya sangat berharap kedepan BIJB Kertajati menjadi pintu gerbang pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan investasi di Jawa Barat. Untuk itu, Komisi III berkomitmen mendorong hadirnya solusi nyata agar BIJB tidak terbengkalai, melainkan berfungsi maksimal sesuai tujuan awalnya: membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat Jawa Barat, harapnya.
Bandara Kertajati diproyeksikan melayani penerbangan domestik dan internasional. Karena itu, keterlibatan operator maskapai dari berbagai negara menjadi kebutuhan mendesak agar bandara tidak stagnan dan mampu bersaing secara regional, pungkasnya. (wid).